IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Pelaksanaan Kurikulu 2013 di SMP banyak sekali menemui kendala dalam pelaksanaannya. Pelaksanaan kurikulum 2013 hanya sebuah kebijakan yang hanya memperhatikan kepentingan sesaat.  Bagi kalangan pendidik dan akademisi kebijakan kurikulum 2013 sarat dengan banyak kepentingan.  Dalam artikel ini saya mencoba untuk menguraikan temuan dilapangan dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 di Sekolah percontohan di Kabupaten Pacitan untuk tahun ajaran 2013/2014. 



KARAKTER SISWA PADAI PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DI LEMBAGA PENDIDIKAN MENENGAH.
Oleh

ENY SETYOWATI, M.PD / AGOES HENDRIYANTO, M.PD

Perubahan jumlah jam belajar di lembaga SMP sebagai berikut; (1) Jumlah jam belajar siswa SMP berubah dari 32 jam/minggu menjadi 38 jam perminggu. Jadi dalam waktu  belajar 5 hari, setiap hari anak belajar 8 jam setiap hari.   Perlu disiapkan makan siang anak dan guru. Jika perubahannya demikian, maka; (1) kemungkinan masalah yang akan muncul adalah anak-anak makin bosan berada di sekolah. Lebih-lebih kalau cara mengajar guru seperti yang selama ini dilakukan untuk itu metode pembelajarannya harus inovatif dan kreatif yang memerlukan seorang guru yang luar biasa.  untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama permasalahan yang dihadapi di lapangan sangat banyak salah satunya guru yang ada di SMP merupakan guru mata pelajaran sehingga yang menonjol adalah aspek pengetahuan (KI) 3 padahal mereka dituntut untuk (KI)2 dan (KI) 4. problemnya apakan dengan waktu yang hanya satu semester bapak ibu guru mata pelajaran mampu untuk merubah cara berpikirnya dengan cepat.  dengan demikian dapat digambarkan bagaimana kalau sekolah yang berada di pinggiran yang mempunyai guru yang tidak sebak guru yang berada di Kota, dan sarana dan prasarana yang tidak mendukung.  Kalau ini dipaksakan maka yang terjadi bisa kita tebak akan menghasilkan out put yang sama dengan kurikulum sebelumnya.  kalau di SMP kota dengan jumlah guru yang memedai, murid yang cukup yang berpengaruh terhadap peneriamaan bos sekolah yangnantinya bisa digunakan untuk melengkapi media pembelajaran di sekolah.
 Walaupun dalam  Kurikulum 2013 jumlah mata pelajaran dikurangi jika dibandingkan dengan KTSP tapi  jumlah jam pelajaran per minggu terjadi peningkatan. Hal ini akan berpengaruh pada tingkat emosi anak dan akan kontraproduktif dengan pembelajaran nilai karakter pada anak. Walaupun masih memerlukan penelitian  bagaimana keadaan emosi anak-anak di sekolah. Pada sekolah pelaksana kurikulum 2013 di Sekolah Menengah terdapat dua kelompok sisiwa yaitu kelas 2, dan 3 yang masih menggunakan kurikulum 2013 dengan kelas 1.  Jika tidak ada suatu kebijakan dari sekolah akan memberikan suatu dampak yang tidak baik bagi kemajuan lembaga tersebut. Oleh karena itu waktu jampelajaran harus diatur sedemikaian rupa serta ruang kelasnya harus terpisah atau agak jauh dari kelas 2 dan 3.  Hal ini akan banyak berpengaruh terhadap pempelajaran di kelas baik yang menggunakan KTSP maupun kurikulum 2013.
Untuk anak kelas 7 yang menggunakan kuriklum 2013  anak tertarik dan suka senang mempelajari sesuatu. untuk membuat anak senang banyak sekli persyaratan yang harus dipenihu oleh sekolah bagi sekolah perkotaan tidak menjadi maslah tetapi untuk sekolah pinggiran akan menemui banyak persoalan khususunya sara pembelajaran dan guru yang luar biasa. Sebenanrnya dengan senang dan ketertarikan merupakan salah satu metodologi yang dapat digunakan untuk mengaktifkan dan membuat kreatif siswa, bukan ditentukan oleh lamanya waktu belajar di kelas. untuk sekolah yang ditunjuk oleh Kementrian Pendidikan merupakan sekolah yang dari segi sarana dan prasarana, dan guru sudah mencukupi.
Pada Kurikulum 2013 di tingkat SMP setiap mata pelajaran pemerintah pusat menentukan tema dan buku pelajaran yang akan diterbitkan. Di sini terjadi lompatan yang berisiko karena penentuan tema tersebut akan tidak tepat jika seluruh Indonesia menggunakan tema yang sama padahal dari sisi sossial budayanya sangatlah berbeda. Sebagai contohnya masyarakat Papua diberikan sebuah tema tentang bentuk teknologi ini tidak efektif karena pengetahuan mereka atau kondisi di Papua belum mendukung penerapan teknologi.  hal ini berbeda jika tema ini masuk dalam pembelajaran di Jawa hal ini memedahkan dalam praktek di lapangan (KI) 4.
Tema-tema yang terdapat dalam buku pelajaran tampaknya bisa tidak sesuai dengan konteks. masing-masing sekolah di berbagai daerah dengan ciri-ciri khas masing-masing. Dalam kurikulum 2013 yang di kembangkan tidak lepas dari pendidikan karakter. Dengan adanya karakter yang kuat di harapkan akan membentuk watak, kepribadian yang bermoral. Untuk mengembangkan pendidikan karakter, hal tersebut dalam mengimplementasikan   tidak hanya menyampaikan secara teori, namun juga dapat mentransferan nilai-nilai apa yang diambil dari kegiatan pembelajaran melalui pendidikan karakter. Pembentukan karakter muncul ketika guru mengkaitkan materi pembelajaran dengan lingkungan kehidupan sehari-hari siswa, dengan demikian keterlibatan aktif dalam mereka belajar akan memunculkan nilai-nilai yang di tanamkan melalui pengalaman hidup dan rasa empati terhadap lingkungan (Preswich, 2001)  Oleh karena itu buku acuannya harus sesuai dengan kontek sosial budaya masyarakatnya.
Jika unsur pendukung dalam kurikulum 2013 tercukupi diharapkan untuk Sekolah Menengah Pertama dapat mewujudkan Nilai karakter sisiwa dapat ditingkatkan.  Sangat jelas dalam (KI) 1 nilai religius yang terdapat dalam semua mata pelajaran akan dapat membuat suatu landasan yang kuat bagi anak didik yaitu sikap dalam hubungannya dengan Tuhan atau sikap religius. Religius mengandung pengertian bahwa Pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang ediupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan dan atau ajaran agamanya.
Dengan pembelajaran yang menarik dalam setiap mata pelajaran akan meningkatkan perwujudan dari (KI) 2 yaitu aspek karakter dalam setiap mata pelajaran.  Setiap hari materi karakter akan senantiasa disampaian oleh guru hal menurut teori behaviorisme dari skinner bahwa dengan pengulangan suatu kegiatan akan menimbulkan suatu kebiasaan pada peserta didik. Dengan demikian guru mata pelajaran seharusnya sudah mempunyai karakter mulia sehingga dengan keteladanan akan memudahkan untuk menyampaikan aspek karakter pada sisiwa.  Hambatan yang dialami dalam pemebalajaran menggunkan kuriklum 2013 yaitu alokasi terbatas sehingga guru lebih cenderung menggunakan metode mengajar konvensional yaitu ceramah untuk memberikan teori-teori yang terdapat dalam setiap tema pembelajaran. selain itu juga guru membutuhkan pedoman untuk penilaian ranah afektif dan psikomotorik belum tersedia.  penilaian afektif dan psikomotorik membutuhkan waktu yang banyak sehingga aspek kognitifnya akan terabaikan padahal dalam pikiran anak didik dan guru yang dimasuksud dengan penilaian yaitu penilaian tentang pengetahuan dalam setiap mata pelajaran. Guru belum dapat mengarahkan siswanya untuk tanggap terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, aspek afektif dan psikomotorik karena belum menjadi i tujuan dari pembelajaran.
Pelaksanaan kurikulum 2013 untuk tingkat SMP terdapat peningkatan nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri: a) Jujur merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri dan pihak lain; b) Bertanggung jawab, merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa; c) Bergaya hidup sehat, merupakan segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan; d) Disiplin,  merupakan tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan; e). Kerja keras, merupakan perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas (belajar/pekerjaan) dengan sebaik-baiknya;  f) Percaya diri, merupakan sikap yakin akan kemampuan diri sendiri terhadap pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapannya; g) Berjiwa wirausaha, merupakan sikap dan perilaku yang mandiri dan pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya; h) Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif mengandung pengertian berpikir dan melakukan sesuatu secara kenyataan atau logika untuk menghasilkan cara atau hasil baru dan termutakhir dari apa yang telah dimiliki; i) Mandiri, merupakan sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas; j) Rasa ingin tahu, merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar; k) Cinta ilmu, merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap pengetahuan.
Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama: a) Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain yang mengandung pengertian bahwa sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan apa yang menjadi milik/hak diri sendiri dan orang lain serta tugas/kewajiban diri sendiri serta orang lain; b)  Patuh pada aturan-aturan sosial merupakan perwujudan dari sikap menurut dan taat terhadap aturan-aturan berkenaan dengan masyarakat dan kepentingan umum; c) Menghargai karya dan prestasi orang lain merupakan sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain; d) Santun merupakan sifat yang halus dan baik dari sudut pandang, tata bahasa maupun tata perilaku ke semua orang; e) Demokratis merupakan cara berfikir, bersikapdan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
  Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan: a) Peduli sosial dan lingkungan merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakanpada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi dan selalu ingin memberi bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan; b)  Nilai kebangsaan merupakan perwujudan dari cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negaradi atas kepentingan diri dan kelompoknya; c) Nasionalis merupakan cara berfikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya; d) Menghargai keberagaman merupakan sikap memberikan respek/ hormat terhadap berbagai macam hal baik yang berbentuk fisik, sifat, adat, budaya, suku, dan agama.
Untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama yang sudah terbentuk sikap dan karakternya yang merupakan sebuah hasil dari proses pembelajaran di Sekolah dasar peningkatan nilai karakter pada mereka tidak sebesar anak SD kelas satu maupun kelas 4.  untuk merubahnya memerlukan suatu energi yang luar biasa hal ini pasti banyak sekali tuntutan harus harus dipenuhi oelh pihak sekolah khususunya dalam pelatihan-pelatihan guru mata pelajaran bukan hanya teori tetapi mempraktekkannya selama satu semester dan akan dinilai oleh kepala sekolah untuk mendapatkan suatu nilai kelayakan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KAJIAN KESALAHAN BAHASA DALAM SURAT DINAS SD KARANGNONGKO 2 KECAMATAN KEBONAGUNG KABUPATEN PACITAN TAHUN AJARAN 2013/2014 Sri Amini, Dosen Pembimbing Agoes Hendriyanto, M.Pd

PERSEPSI UJARAN

KISI-KISI UAS LINGUISTIK TERAPAN 2015/2016 AGOES